Magang di net tv itu bener bener sesuai dengan ekspektasi saya, malah mungkin melebihi. Di net tv saya belajar dalam arti yang sebenar benarnya, karena teori dan praktek berjalan secara seimbang, tidak sama seperti ilmu yg saya dapat di universitas jayabaya yang hanya berfokus pada teori semata.
Di net tv saya belajar tidak hanya sebagai jurnalis, akan tetapi sebagai broadcaster dan juga tim creative.
Dari mulai membuat computer grafis pada headline berita, Menjadi admin sosial media, dan juga membuat naskah berita olah raga, dan feature tokoh.
Ilmu ilmu tersebut saya terima dengan cara yang tidak membosankan, karena teori yang kita dapatkan langsung dipraktekkan saat itu juga, tidak ada waktu untuk menguap ataupun bengong.
Saya magang di net tv sebagai tim kreatif di acara stripping yang berjudul " Indonesia Morning Show" acara ini adalah acara news yang dikemas secara ringan, tayang setiap hari, live dari jam 6 pagi sampai jam 9 pagi.
Kebayang kan? Kalau tayang nya jam 6 pagi, dan live pula, maka proses pra produksi nya d mulai kapan? Ya, proses magang yg saya jalani adalah proses pengeditan materi materi berita yang sudah didapatkan oleh tim liputan, istilahnya proses terakhir sebelum berita berita tersebut disiarkan. Di mulai dari jam 11 malam sampai jam 5 pagi, saya bersama tim redaksi net tv bekerja dan mengolah serta mengedit semua materi.
Dari proses itu saya tau, bahwa kerja di media tv kalau tidak kuat kuat, pasti akan kaget dan ciut, karena acara live seperti ini dituntut untuk kerja sempurna dan kerja cerdas dan cepat. Tidak ada waktu yang terbuang sia sia, segala elemen yang ada di tim harus di keluarkan secara harmonis sehingga terlahir lah sebuah karya yang sempurna.
Di acara IMS (indonesia morning show) ada 4 orang produser yang bertanggung jawab di dalamnya, 3 senior produser dan 1 orang eksekutif produser. Proses pra produksi ini sebenernya saya lewati dengan cara terbalik, kenapa terbalik, nanti ya, ikutin aja dulu alurnya, nanti juga tau kenapa bisa terbalik
Produser yang pertama kali saya kenal adalah mas hariss, mas hariss ini sudah 6 tahun melintang di dunia broabcasting tv, berawal karier di trans tv sebagai camera person di acara laptop si unyil, mas harris di "bajak" oleh net tv dan menjadi produser IMS, saya sempat sharing dengan beliau tentang bagaimana sih berkarir di dunia televisi?
Beliau dengan rendah hatinya berbagi pengalaman dengan saya, dari dia ditugaskan sebagai wartawan buru sergap kriminalitas, di sana beliau belajar arti dari hati nurani yang sebenarnya, karena menjadi wartawan kriminal adalah cara untuk mengetahui yang mana yang kejahatan yang sebenarnya dan yang mana kejahatan yang tidak sebagai kejahatan. Kasus pencurian besi rel kereta api, yg dilakukan oknum kakek2 single parent yg sangat miskin, dan mempunyai 2 orang anak kecila yang kelaparan, kasus ini menggugah hati nurani beliau yang saat itu sedang meliput. Seorang kakek tua yg mencuri demi melanjutkan hidup anak anaknya. Serta kasus pencabulan anak di bawah umur yang berujung pada adegan tembak mati oleh salah seorang kasat reskrim.
Pengalaman pengalaman itu yg membentuk mas hariss menjadi pribadi yang menciptakan acara berita yang berfilosofi "Indonesia ini tidak hanya buruk buruk nya aja ko, ada hal hal positifnya"
Ya, konsep pemberitaan di net tv ini sangat lain, di net tv, tidak ada yang namanya acara gosip, yang ada adalah data dan fakta serta hiburan.
Presenter serta konsep acara nya pun tidak ada yang mengandung lelucon lelucon sampah yang basi, tidak pula ada flash mob yang membuat ibu ibu dan bapak bapak yang mulai menjadi hilang wibawanya.
Konsep acara di net tv lebih berusaha untuk menyadarkan masyarakat, bahwa media televisi itu adalah media yang sangat mempengaruhi orang, jika acara di tv menyajikan sesuatu yang tidak bermanfaat, maka penonton pun tidak akan menjadi orang yang bermanfaat. karena acara yang ada di media adalah sebuah refleksi dari masyarakat atau audiensnya itu sendiri, seperti teori konstruksi sosial pada media massa, salah satu contohnya adalah acara acara parodi yang sedang hits di nusantara, parodi itu dikonstruksikan atau dibangun sesuai dengan realitas yang ada di tengah tengah masyarakat, jadi, jika masyarakat kita hobinya hanya saling mengejek dan mebuat lelucon lelucon yang tak mendidik, maka acara yang akan ada di media massa adalah yang seperti realitas tersebut.
Net tv yang saya lihat dari perspektif amatiran ini, ingin membalik teori tersebut, di mana media yang mengkonstruksi kan sebuah acara yang bermanfaat dan positif juga informatif sebagai upaya dan juga harapan, agar audiens yang diterpa oleh acara acara yang ada di net tv bisa merubah pola pikir nya menjadi ke arah yang lebih maju dan cerdas. proses afirmasi yang dilakukan media agar bisa merevolusi pemikiran para audiens dan juga masyarakat. teori ini saya sebut sebagai teori "Afirmasi Media Massa".
iklim kerja di net tv juga memiliki ke khasan, dari etos kerja yang serius tapi santai, bisa dibilang "having fun seriously and seriously having fun", atmosfer tersebut merupakan atmosfer yang berpotensi menjadi "pedang bermata dua" bisa mebuat positif, tapi juga bisa memberikan efek negatif, kenapa negatif? karena atmosfer kerja yang fun terkadang bisa membawa para pekerja nya larut dalam kenyamanan yang tak terkendali, akhirnya pekerja yang tidak "tau diri" malah memanfaatkan hal itu menjadi ajang untuk berleha leha. butuh seorang pemimpin yang bisa mengontrolnya, agar tetap pada tracknya, santai tapi deadline dan target yang harus dipenuhi tercapai.
nah, ngomong ngomong tentang gaya kepemimpinan, saya ingin membahas tentang salah satu produser yang menjadi penannggung jawab saya saat magang di net tv, namanya mas hariss, yap sudah saya singgung di paragraf awal, mas hariss ini memiliki kepribadian yang fun, asik tapi serius, kepribadian seperti ini sangat cocok untuk menjadi sebagai floor leader atau orang yang bisa menciptakan bermacam atmosfer agar iklim kerja tidak membosankan. saya agak iri dengan kepribadian mass hariss yang satu ini :D
selanjutnya saya akan membahas tentang posisi posisi yang ada jika kalian ingin memulai karir di net tv. setau saya, posisi yang sering dibutuhkan di net tv itu adalah reporter, tapi reporter di net tv dituntut harus bisa "multi tasking", jadi tidak hanya bisa sebagai reporter, tapi harus bisa menjadi bagian dari tim creative yang memproses sebuah acara. tim creative di sini ada 2 posisi yang sering di rolling untuk reporter yang masih baru. PA (production assistant), dan PA LEAD. mari kita bahas satu persatu.
PA LEAD atau production assistant, merupakan sebuah posisi yang harus mengetahui semua komponen komponen yang ada di sebuah acara, semua detail, harus dia kuasai, agar briefing acara bisa sampai dan sama dengan bagian teknis. tekanan pada posisi ini ialah pada saat acara ON AIR, seorang PA LEAD harus bisa meberikan keterangan keterangan lengkap kepada orang orang teknis, orang teknis di sini adalah program director dan floor director, briefing atau penjelasan yang diberikan PA lead harus sampai dan dimengerti oleh orang orang teknis, agar konsep acara sesuai dengan yg telah direncanakan.
PA (production assistant) merupakan sebuah posisi yang membantu kerja para produser dalam memproses suatu berita berita sebelum tayang. pekerjaannya biasanya stand by di area editting, jika ada naskah yang sudah selesai diedit ingin di print, maka PA lah yang bertugas untuk mem print, lalu permasalahan rundown dan juga segala macam tentang jalannya proses produksi, PA lah yang bertugas untuk meringankan tugas produser yang merangkap sebagai editor naskah juga. PA juga bertugas sebagai pengontrol segala hal yang berhubungan dengan proses editting, jika ada masalah, maka PA lah yang bertugas untuk memberitahu kepada kru agar bisa diselesaikan.
hari ke hari, magang di Net tv semakin beraneka ragam tugasnya, yang awalnya cuma bikin computer grafis untuk inscriber, sekarang makin bervariasi, tugas yang paling saya sukai adalah di saat membuat "INHOUSE". Inhouse itu semacam produk berita yang diolah dengan riset internet, biasanya yang menjadi bahan beritanya adalah tokoh tokoh yang terkenal dan sudah melegenda. ada juga suatu sejarah yang sampai masa kini populer, sampai saat ini naskah Inhouse yang telah saya buat sudah 3. berbagai tips dan trik saya pelajari dalam proses pembuatan naskahnya, seperti "video as a guidance", "jangan bertele tele". maksud dari "video as a guidance" itu adalah untuk membuat sebuah naskah, video menjadi tuntunannya, jangan membuat materi naskah yang materi videonya tidak ada, pasti akan menjadi masalah jika audio tidak sesuai dengan visual, tapi jika berdasarkan video kita membuat materi naskahnya, maka lebih fleksibel.
============================================================
Assalamualaykum bradaaa semua ??? hehehe
maaf ya, setelah vakum hampir dua tahun ngeblog, akhirnya gue come back lagi, buat lanjutin nih tulisan yg belum diberikan ending di dalam nya.
okeeehhh, setelah tulisan gue yg di atas merupakan pengalaman yang wah tentang indahnya kerja di media..
sekarang saat nya gue memberikan konklusi dari semua pengalaman yg sedikit gue dapatkan saat gue kuliah dan juga magang di net TV (media mainstream negara ini)
here it is :
Gue menyebut nya sebagai
- Sebuah catatan penikmat, mahasiswa media yang ada di ke abu abuan -
semakin mempelajari media semakin diri ini menjauhinya,,, bukan karena media itu buruk, bukan. tapi yang ada di dalam media itu yang bermasalah
di dalam media, ada teori yang namanya "konstruksi realitas sosial", teori old school yang dipakai oleh peneliti skripsi jurnalistik
di dalam teori itu disebutkan bahwa "media dalam menangkap segala kejadian, tidak serta merta 100% fakta itu diberitakan ke khalayak"
dgn kata lain, media memilah, memotong, bahkan membangun kembali realitas atau kejadian yg awalnya kejadian murni menjd kejadian yg dibentuk atau diimprovisasi
fakta yang dikonstruksikan, yang dibangun oleh media guna menggiring opini khalayak yg diterpa oleh media tsb
dgn kata lain, jika media adalah pengupas kacang, maka media hanya memberi kulitnya ke pada kita, pemirsa. lalu kacangnya? entah ditaruh dmn
itulah yg saya lihat di media media mainstream tanah air, atau mungkin juga media media di luar negeri.
Lalu bagaimana dengan media media anti mainstream ?
Media media antimanistream yang mayoritas adalah media media yang dikelola secara inhouse, dan non profit media, dominan melawan arus dan saling bergesekan dengan media mainstream yang besar.
Jika media mainstream memberitakan peristiwa A, maka media media antimainstream akan memberitakan peristiwa A yang diolah secara kontradiktif dengan media mainstream.
Tujuannya sama, menggiring opini masyarakat yang diterpa oleh media. Seperti teori dialektika, di mana ada tesa, antitesa, kutub hitam dan kutub putih. Yin dan yang.
Tapi jika ada tesa dan antitesa, lalu mana sintesa nya, mana penyelesaiannya, penyeimbang antara kutub hitam dan kutub putih?
Kita saja para khalayak media tidak tau mana yang hitam mana yang putih, kita dibiarkan terombang ambing di tengah tengah ke abu abu an, ketidak pastian antara hitam dan putih
Antara kesalahan dan kebenaran, dan lama kelamaan, definisi kebenaran yang hakikatnya adalah mutlak, malah menjadi relative, kebenaran menjadi berbeda layaknya hujan lokal, di sini benar, di sana belum tentu benar.
============================================================
Yap, itulah konklusi nya
Tulisan ini gue buat, berdasarkan pengalaman gue dan juga field yg telah gue jalani selama 5 tahun di bangku perkuliahan.
pilihan untuk berkarir di media dengan keadaan saat ini, merupakan tetap keputusan kalian semua.
tapi kalau saya pribadi,
"SAYA MEMILIH TAK INGIN BERKARIR DI MEDIA MAINSTREAM"