"Mungkin kamu hanya sedang jenuh"
Itulah yang diungkapkan atasan, ketika saya mengajukan pengunduran diri, sebagai guru di sebuah perusahaan musik terkemuka bertaraf internasional. Karir saya di Industri Musik terkemuka bertaraf Internaional. Karir saya di industri musik sejak masih usia dini. Berbagai penghargaan bergengsi berhasil saya raih di usia belia. Hingga akhir nya 26 tahun mengabdi sebagai pengajar musik. Mungkin inilah perjalanan hidayah yang dipilih Allah untuk saya.
Saya dipercaya sebagaj pengajar tetap sejak masih usia remaja. Bakat alami bermusik seolah benar benar menyatu oleh saya . Gemulai jari jemari di atas keyboard mengalunkan lagu demi lagu memberi rasa tersendiri dalam hati, tak bisa tergambarkan oleh hati.
Namun semakin lama rasa itu seolah menjadi datar, tak ada getaran seperti dulu, mungkin rekan dan si bos benar, saya telah jenuh, hampir 3 dekade mengajarkan ilmu yang sama. Bukan sekedar lelah dan jenuh, terasa ada sebuah ruang yang kosong dalam dada.
Terlebih ketika berangkat haji pada 2010. Gejolak dalam hati semakin besar. Muncul pertanyaan diri, apakah ilmu bermusik ini menjadi amal jariyah saya? Apakah alat musik haram? Selama beribadah haji, pertanyaan itu terus menggelayut. Ada titik di mana sangat terasa alam akhirat itu kian dekat. Bagaimana dengan bekal yang saya persiapkan. Kian galau belum juga saya temukan jawaban pastinya.
Hanya dorongan besar untuk terus mengumpulkan bekal akhirat sangat terasa dalam hati. Tak ingin rasanya sisa umur yang ada dipergunakan untuk hal hal yang tidak memiliki kontribusi untuk bekal ke akhirat. Terleibih jika faktanya justru telah DIHARAMKAN.
Sepulang ibadah haji, saya coba menggali berbagai sumber. Bertanya kepada beberapa Ustadz dan mengumpulkan artikel artikel hasil unduhan dunia mata. Hingga saya mantapkan langkah untuk mulai berhijrah. Menarik diri dari industri musik. Walay hingga kini surat pengunduran diri itu hanya dianggap cuti sesaat.
Beberapa waktu sebelum mengundurkan diri, saya berniat untuk membuka sekolah musik syar'i, bahkan saya telah mengubah beberapa lagu ternama dengan irama reliji. Saya menggelar konser musik religi bersama beberapa murid Muslim, hingga diliput media massa. Terkesan aneh, dimana kebanyakan murid murid saya keturunan non-muslim. Sehingga mereka pun bengong dengan penampilan saya.
Ide membuat sekolah musik syar'i ini sebenarnya saya dapat ketika di tanah suci. Saat itu suami juga mengutarakan ingin pindah bekerja ke Bank Syariah. Karena selama 16 tahun terakhir, ia mengabdi di Bank konvensional.
Ide itu tak bertahan lama. Beberapa saat kemudian keyakinan akan halal haram musik muncul lebih besar lagi. Jika dalam syariat sudah dikatakan haram, mungkinkah label syar'i di belakangnya mampu merubah hukum Allah ?
Seperti hal nya zina yang dilarang, minum khamr, mencuri dan sebagainya. Jika musik yang juga dilarang bisa menjadi musik syar'i , apakah zina juga bisa diubah menjadi zina syar'i ? Akhirnya saya putuskan end dari dunia musik.
Ujian pun datang, surat pengunduran diri tak diterima, justru perusahaan memberikan tawaran yg menggiurkan. Yaitu menjadi pimpinan sekolah musik di kota tempat suami pindah tugas. Allah maha membolak balikan hati manusia, alhamdulillaj masih melindungi niat saya untuk berhijrah. Tawaran itu tak sedikitpun menggoyahkan hati ini.
Rezeki tak berkurang meski saya mundur dari dunia musik. Bahkan justru diberi kemudahan lebih olehNya. Terutama dalam upaya lebih mendekatkan diri kepada Alquran.
Bergabung di komunitas #HOTS bersama para akhwat fillah, didampingi admin dan reviewer yang sangat loyal dalam membimbing. Dipercaya untuk bisa menjadi reviewer, membuat saya semakin yakin dengan jalan yang dipilihkan Allah saat ini.
Dulu melihat anak didik sukses menyabet penghargaab festivak menjadi sebuah kepuasan. Kini mendengat setoran anak anak yanh tergabung dalam #HOTS setiao hari, menjadi penyemangat dalam meluruskan langkah berjuang dalam dakwah. Turut serta mempersiapkan generasi Qurani untuk negeri ini.
Kini waktu luang justru menjadi produktif bersama #HOTS, di mana pun berada, tak bisa jauh dari handphone, rasa rindu lantunan ayat ayat Allah dari setoran member, manakala kegiatan offline banyak menyita waktu
Semoga ini menjadi amal jariah bagi saya dan keluarga. Karena tak akan ada yang kami bawa saat menghadapNya, selain amal jariah berupa ilmu yang bermanfaat dan anak anak sholeh.
_________________________
Diceritakan Bunda Nada, Reviewer #HOTS KIDS.
_________________________
sumber :
buku Life , #HOTS , Hijrah
No comments:
Post a Comment