Tuesday, 10 December 2013

BROKEN WINGS

Entah sudah berapa kali proses ini terjadi, seperti loop yg terus memutar. Main basket, lutut nyeri, main basket, lutut nyeri, begitu seterusnya. Mungkin ini pepatah yg sering diucapkan para pujangga pujangga, "rela sakit demi sesuatu yg dicintai" yap, sudah hampir 6 bulan ini lutut gue selalu nyeri saat lompat, lari, naik tangga, bahkan saat bangkit dari duduk. Entah kelainan apa yang sedang gue alami. Dan rasa sakit ini semakin dahsyat ketika selesai latian basket. Terkadang lutut bengkak, tak bisa ditekuk, dan jika kena angin malam, terasa ngilu. Kemampuan lompatan dan daya ledak gue 70 persen menurun. Dan yang paling membuat gue ingin meninju muka sendiri adalah, di saat gue ga bisa nge bantu tim basket gue menang karena keadaan lutut gue yg sekarang.

Ibarat elang yg ingin menggapai pelangi, kini sayap elang itu sedang patah. Di mana keadaan fisik memaksa kita untuk menunda impian yang akan digapai.

Nir, lompat dong, drive terus lay up dong ! Teriakan dari rekan satu tim yang bisa gue bales hanya dengan senyum miris. Sangat tidak banget ketika teriakan itu gue bales dengan "ga bisa.. lutut gue lg sakit". Gue terjebak di dalam keadaan yang memaksa gue untuk terus bermain jelek, tidak maksimal, dan merepotkan tim.

Ya inilah gue.. seekor elang yang sedang mengalami sayap sayap patah.

1 comment:

  1. Mungkin itu isyarat dari-Nya bahwa jalanmu bukan di basket, brudda.

    ReplyDelete