Wednesday 21 January 2015

“ROCK ATLETICO DE MADRID”



Hanya kebobolan 3 goal dari 3 pertandingan melawan dua tim dengan kekuatan serang tersubur di La liga, Real Madrid dan Barcelona, itupun berawal dari pinalti yang dilakukan oleh Messi yang bisa diantisipasi oleh Oblak namun disambar kembali oleh Messi.
Karang, itu yang bisa digambarkan jika melihat system pertahanan Atletico Madrid di 3 pertandingan terakhir di piala raja. kenapa bisa seperti itu, inilah analisisnya :

    1.   Pertahanan yang dimulai dari lini serang

Simeone memang jeli dan beralasan jika memilih pemain depan ataupun pemain tengah, naluri nya sebagai mantan pemain tengah yang enerjik dan ngotot berhasil dia tularkan ke pada pemain pemainnya, Griezman, Arda turan, dan Koke, trio inilah yang memulai system pertahanan pressing interception ala simeone, organisasi pertahanan atletico yang seperti itu memicu terjadinya kepanikan terhadap pemain belakang lawan yang akan melakukan serangan, bukti nyata terjadi  saat laga kontra Real Madrid di Santiago bernabeu, pepe dan Ramos dibuat bergiliran salah passing akibat pressing dan interception yang dimulai dari lini depan serang atletico, hasilnya, dua gol bersarang di gawang Madrid saat itu.
Koke, pemain tengah ini memang wujud pemain yang seimbang, bisa menyerang, meng keep bola  dan juga handal dalam bertahan, tercatat saat kontra Barcelona tadi malam 6 tackle dia luncurkan ke lawan lawannya, disusul oleh griezman dan arda turan yang melakukan 1 tackle masing masing. Total malam tadi, atletico berhasil melakukan total tackle 37 kali, sedangkan barca hanya 25 kali.


       2. Formasi ultra Rock defensive – counterattack ala Simeone

Terlihat jelas tadi malam, Atletico duduk di belakang dengan formasi yg mirip 9-0-1, ball possession menunjukan itu dengan jelas kalau atletico cukup memiliki possession 35% tapi bisa melancarkan tendangan 8 kali. Bukan parker bus, tapi menaruh karang yang keras dan bersiap untuk melakukan one touch counterattack, melakukan system pertahanan yang menumpuk, namun tidak panic, dan bersiap dengan serangan balik dan juga pressing pressing yang mengundang kesalahan lawan nya.

       3. Mario “the destroyer” Suarez

Bertubuh gempal, tinggi 188cm membuat sosok Mario Suarez kokoh dan suilit untuk diajak berduel, dialah pemutus serangan lawan dan juga penghubung antara pemain belakang dan pemain depan. Agresif, tak ragu melakukan permainan keras meski harus melakukan pelanggaran, tak pelak tacklingnya juga jitu dan efektif, tercatat 6 tackling dan 1 foul dia lakukan di pertandingan tadi malam.

       4. “the dynamic duo centre back”

Godin dan Miranda, pemain low rated non supertstar namun permainannya menunjukan kalau mereka menjadi duet karang di jantung pertahanan atletico. Terlepas dari kesalahan godin yang melakukan pelanggaran terhadap busquets di kotak pinalti, sepanjang pertandingan godin menjadi pemimpin di pertahanan atletico, dia tak ragu berteriak dan memaki pemainnya yang tak berkonsentrasi saat bertahan. tackling jitu, blocing rapat, dan juga potitioning yang tepat menjadi gaya bertahan duo bek ini. Godin dan Miranda juga menjadi ancaman utama pertahanan lawan lawannya yang kerap mencetak gol lewat corner kick atletico yang berbahaya, seperti momen goal godin di final champion tahun lalu, dan juga goal penyeimbangnya saat kontra barca di laga penentu la liga musim lalu.

sumber data : whoscored.com

No comments:

Post a Comment